Jumat, 10 Juli 2020

RESENSI I Haruki Murakami - Norwegian Wood

Judul : Norwegian Wood (ノ ル ウ ェ イ の 森)

Penulis : Haruki Murakami

Penerbit : KPG

Jumlah Halaman : 423 Halaman

Tahun terbit beserta cetakannya :2005, Cetakan kedua 2017

Dimensi buku : 13,5x20 cm

Tentang Penulis

Haruki murakami adalah penulis berdarah Jepang.Ia lahir di  Kyoto,Jepang pada tanggal 12 Januari 1949. Dia menyelesaikan pendidikannya di Universitas Waseda 1973. Setelah lulus, Murakami membuka bar kecil, yang ia dan istrinya jalankan selama tujuh tahun. Novel Pertamanya adalah Hear the Wind Sing, yang memenangkan Gunzou Literature kategori  penulis pemula pada tahun 1979.

Murakami tidak hanya mencatatkan namanya sebagai penulis fiksi, dia juga aktif dalam menulis non-fiksi. Yang paling anyar dari banyak penghargaan sastra internasionalnya adalah Jerusalem Prize, yang penerima sebelumnya termasuk J. M. Coetzee, Milan Kundera, dan V. S. Naipaul. Karya karya Murakami juga telah diterjemahkan ke lebih dari lima puluh bahasa.

Tentang Buku

Norwegian wood rilis pertama kali dalam bahasa Jepang pada tahun 1987, selang dua tahun berikutnya versi bahasa inggrisnya ikut meramaikan pasar. Buku ini salah satu buku Murakami yang paling banyak diminati, terbukti novel ini laris dan diterjemahkan ke banyak bahasa di dunia. Genrenya adalah roman tragis dan Coming of age atau perkembangan moral dari tokoh protagonis. Kisahnya dimulai dengan Toru Watanabe yang berusia 37 tahun berpikir kembali ke tahun 1960-an.

Novel ini menceritakan kisah Toru Watanabe, seorang mahasiswa baru di Tokyo, bergulat dengan perasaannya terhadap seorang wanita yang mengisolasi dirinya, disiksa oleh masa lalunya yang tragis dan membuat watanabe dilema antara memilih masa lalu atau masa depan. Kisah dewasa ini akan membuat para orang tua kembali ke masa-masa merah jambu. hehehehe

Dan yang tidak kalah penting, Novel ini diangkat dari  cerita pendek Haruki yang berjudul "Firefly" yang rilis pada tahun 1983. Kemudian buku ini diekranisasi menjadi film pada tahun 2010 yang disutradarai oleh Tran Anh Hung. Pada sebuah platform jual beli online terbesar di dunia, buku ini medapati rating  4,5.

                                                                      …….........

Kisah dimulai dengan alur maju. Dimana Watanabe yang menjadi narator abadi dalam cerita ini memutar balik waktu 20 tahun silam. Watanabe keras membenturkan kembali ingatan, ingatan yang menjadi sebuah kenangan. Merasakan jejak jejak kehidupannya di setiap dimensi. Watanabe merasa sulit untuk mengingat kembali, ada partikel pertikel cerita dan bayangan yang mulai memudar dan perlahan menghilang. Bahkan Watanabe menghabisakan waktu cukup lama untuk mengembalikkan wajah kekasih lamanya,Naoko.

Mengucap janji adalah perkara mudah, tapi mempertahankan adalah perkara pelik. Setidaknya ini adalah pelajaran penting di bab ini. Di Awal, Naoko melempar janji kepada Watanabe untuk selalu mengingat Naoko, bahwa mereka pernah bersama, berjalan bersama dengan instrumen Norwegian Wood.

Namun seiring berjalannya waktu, Kenangan itu betul betul memudar. Bahkan ketika ingatan itu masih segar, untuk menggoreskannya di atas kertas pun masih terasa sulit. Sulit untuk menggurat kalimat pertama, yang ia yakini jika kalimat pertama sudah tuntas, Ia dengan mudah menuliskan kalimat setelahnya. Di Akhir bab, Watanabe mengerti mengapa Naoko meminta Dia untuk mengingatnya. Karna semua kenangan itu akan memudar dengan sendirinya. Watanabe nelangsa.

Memilih jalan hidup, disaat terjepit oleh dua hal memang tidak mudah, tapi demi kelangsungan hidup, terkadang menarik salah satu adalah jalan keluar. Atau selamanya diri kita yang akan menjadi korban. Memang terlalu rumit. Watanebe, seorang mahasiswa muda yang pendiam dan serius di Tokyo, mengabdikan diri kepada Naoko, seorang wanita muda yang cantik dan introspektif, tetapi hasrat bersama mereka ditandai oleh kematian tragis sahabat mereka bertahun-tahun sebelumnya. Watanabe mulai beradaptasi dengan kehidupan kampus dan kesepian serta keterasingan yang dia hadapi di sana, sedangkan Naoko menemukan tekanan dan tanggung jawab hidup yang tak tertahankan, dan harus menjalani perawatan kejiawaan di Sanatorim. Seolah situasinya tidak cukup rumit, Ketika dia mundur lebih jauh ke dunianya sendiri, Watanabe menemukan dirinya menjangkau orang lain dan tertarik pada seorang wanita muda yang sangat mandiri dan terbebaskan secara seksual. Watanabe menemukan dirinya tertarik pada Midori, seorang gadis yang cerdas, seksi, dan bersemangat di kampus yang tampaknya mewakili masa depan yang sehat dan tidak terbebani secara psikologis, keren, sedikit kejam - main mata dan menggoda. Sangat dilematis, siapakah yang menjadi tujuan Watanabe, antara Naoko atau Midori ?? Jika penasaran, mending kalian langsung baca saja, biar lebih epik.


Plot yang dihadirkan Murakami sangat rapi, dan enak diikuti. Penggambaran situasi dan pengembangan karakter sangat baik. Saya sangat terkesan dengan penggambaran Objek di bab pertama yang rapi. Dan yang membuat saya kagum dimana keahliannya menghadirkan berlatar barat ;Norwegia yang pas dan santai ketika dibaca sementara lahirnya di dataran Asia.

Dengan ketebalatan 423 halaman, buku ini saya khatamkan selama seminggu. Hahaha biasanya,buku novel ini saya jadikan mood-booster sebelum kerja tugas-tugas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Upaya Pendekatan Antar Mazhab

 Ijtihad adalah sebuah jalan yang telah digariskan dan komitmen pada program tertentu.Semua fakih dan mujtahid telah sepakat dalam prinsip-p...